Dalam banyak-banyak, cuma dua ayat paling terkesankan
"Bukan paham bahasa pun"
"Hati perut mana ada"
Sungguh, paling pilu, paling sayu. Dan, paling tak tersangka-kan. Datangnya dari mulut yang paling aku ter-sayang-kan. Entah mana silap, entah mana salah. Iye, salahnya disitu.
Salahnya bila aku menegur
Salahnya bila aku berkata
Salahnya bila aku "nasihat"
Dan, salahnya aku mempersoalkan
Masih segar aku ingat, beberapa perkara yang pasti jadi punca segala masalah dalam tutur aku; tidur, bila nak kurus, duit, kawan, and now. Perkataan baru aku masukkan dalam kamus "masalah" aku dan dia- TERAWIH.
Tapi, kalaupun tutur aku salah, sampai tak ada hati perut aku diklasifikasikan. Mungkin nilainya aku sudah jatuh, pentingnya aku pun sudah berubah, apatah lagi diambil kira teguran; hilang mungkin.
Kalaupun tutur aku salah...
Aku kilan kan sampai sini, moga hati tak mati.
No comments:
Post a Comment