Tuesday, December 20, 2022

Malam, berlalu pergi

Malam ni, malam aku rasa yg hati aku berlalu pergi 

Pergi dari jasad, pergi dari dunia, pergi ke alam nya-yang-ter-sendiri 

Mungkin pergi kerna aku terlalu merelakan, mungkin juga kerna aku lelah 

Lelah akan manusia disekeliling aku.

Malah, aku lelah dengan diri-ku sendiri yg sering merasakan perasaan lelah dan ingin berlalu pergi, buat sekian kali. 

Bagai bintang di syurga, tetap aku putarkan. Saat aku tak mampu melakukan apa-apa, selain membiarkan 

Membiarkan diri aku, jasad ku tenggelam dengan perasaan yg bercampur baur, yang tak sepatutnya, yang tak selayaknya, untuk aku terus memikirkan. 

Pergi lah kau membawa lelah ku, 

Pergi lah kau membawa lelah ku, 

Pergi lah selamanya. 


Malam silih berganti, tawa berganti tangis

Tangis berganti hiba, masih aku yg merasa. Masih tersisa, dan bisa. 


Berlalulah, malam. Pergilah, malam. 

Aku, lelah. 

Monday, June 5, 2017

Berjasad - teguh.

Dalam banyak-banyak, cuma dua ayat paling terkesankan

"Bukan paham bahasa pun"
"Hati perut mana ada"

Sungguh, paling pilu, paling sayu. Dan, paling tak tersangka-kan. Datangnya dari mulut yang paling aku ter-sayang-kan. Entah mana silap, entah mana salah. Iye, salahnya disitu.

Salahnya bila aku menegur
Salahnya bila aku berkata
Salahnya bila aku "nasihat"
Dan, salahnya aku mempersoalkan
Masih segar aku ingat, beberapa perkara yang pasti jadi punca segala masalah dalam tutur aku; tidur, bila nak kurus, duit, kawan, and now. Perkataan baru aku masukkan dalam kamus "masalah" aku dan dia- TERAWIH.

Tapi, kalaupun tutur aku salah, sampai tak ada hati perut aku diklasifikasikan. Mungkin nilainya aku sudah jatuh, pentingnya aku pun sudah berubah, apatah lagi diambil kira teguran; hilang mungkin.

Kalaupun tutur aku salah...

Aku kilan kan sampai sini, moga hati tak mati.